PUAN Amal Hayati SAQO Al-Jailani

Pondok Pesantren K.H. Aminuddin.
Rangkang, Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia.

Monday, September 12, 2005

Selingkuh, Racun Keluarga

Seorang istri berteriak lantang kepada suaminya, “Mas, pergilah dan jangan urus dengan siapa akau pergi”. Suaminya tidak kalah lantang menjawab, “Baik, saya akan pergi dan urus dirimu sendiri”. Pertengkaranpun terjadi disebuah keluarga kecil. Apa yang selanjutnya terjadi?

***


Selingkuh, Racun Keluarga


oleh Najlah Naqiyah

(Laporan ini disarikan dari pengaduan masyarakat kepada Puan)


Seorang istri berteriak lantang kepada suaminya, “Mas, pergilah dan jangan urus dengan siapa akau pergi”. Suaminya tidak kalah lantang menjawab, “Baik, saya akan pergi dan urus dirimu sendiri”. Pertengkaranpun terjadi disebuah keluarga kecil. Mereka saling menggerutu dan menyalahkan satu sama lain. Mereka seakan lupa ikatan perjanjian sucinya kepada Tuhan. Mereka pergi meninggalkan rumah yang telah mereka bangun berdua. Si istri pulang ke rumah ibunya, sedang suami pergi entah kemana. Mereka menghabiskan hari dengan saling diam dan tidak ada komunikasi.

Rumah mereka lengang, hiruk pikuk tetangga mulai bertanya, kemana mereka pergi? Tak satupun yang mau perduli dengan percekcokan dikeluarga tersebut. Perlahan, istri tersebut mulai gelisah, karena hidup sendirian. Istri muda itu mulai keluar rumah dan bertemu dengan laki-laki lain. Ia pun berkenalan dan saling curhat. Merekapun menjalani persahabatan. Setiap saat mereka mengadakan janji untuk bertemu, makan bersama dan kadang laki-laki lain itu memberikan uang belanja pada istri tersebut.

Demikian, juga jauh disebrang sana, si suami mulai kesepian, ia bertingkah laku tidak seperti biasanya. Seringkali pergi ketempat-tempat hiburan dan melakukan perkenalan dengan gadis-gadis muda belia. Perselingkuhan terjadi diantara mereka. Entah, kerisauan itupun menjadi langgam hidup keduanya. Mereka tidak tenang dan terus menerus menanam ketidakpercayaan diantara keduanya. Mereka saling berkasak-kusuk dan saling membalas dendam. Tidak ada yang bahagia diantara keduanya. Ditengah kekalutan hidup yang saling selingkuh, si istri kerapkali menangis dan menceritakan kesepiannya kepada adik perempuannya. Ia menginginkan rumah tangganya kembali seperti sedia kala, bersatu dalam rumah tangga sakinah. Adik perempuannya itulah yang mencari tahu banyak tentang kasus perselingkuhan diantara keduanya. Adik perempuan ini mengupayakan jalan untuk bersatu. Ia mencari orang berpengaruh kuat agar mempersatukan kembali. Orang yang mampu menjadi mediator dari hubungan mereka yang renggang. Dengan segala usaha keras, mempertemukan antara suami dan istri, berbicara terbuka dan jujur. Akhirnya, mereka berdua memperoleh kesadaran (insight). Sebentuk kesadaran menerangi langkah mereka. Sinar indah cahaya perdamaian suami istri. Merekapun berniat kembali kerumah mereka dan bersatu dalam naungan kasih sayang diantara keduanya.

Mereka mulai menyadari bahwa perselingkuhan yang dialami keduanya makin menghilangkan rasa percaya antara satu sama lain. Perselingkuhan hanya membawa neraka dalam perkawinan. Akar kekerasan keluarga terjadi diawali oleh rasa tidak percaya diantara keduanya. Mereka saling memberikan racun dan menduga-duga pasangannya dengan cara-cara yang menyakitkan satu sama lain. Pikiran negatif memicu permusuhan dan menebar benci.

Sekelumit kasus diatas, memberikan pelajaran pada keduanya untuk saling menjaga rasa percaya antara istri dan suami. Kesadaran merupakan hal utama sebuah perselisihan. Menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan dan bertekad memecahkan masalah. Kesadaran mendorongnya tidak melakukan kembali kesalahan yang lalu. Kesadaran menumbuhkan rasa percaya. Mengapa kepercayaan dibutuhkan dalam membina hubungan? Kepercayaan merupakan fondasi dari ikatan pernikahan. Kepercayaan merupakan modal melangsungkan hidup rumah tangga. Rasa percaya memberikan kepercayaan yang lebih besar. Kepercayaan merupakan kunci membangun kasih sayang. Banyak keluarga hancur karena tidak adanya rasa percaya. Kepercayaan menjadi pengikat diantara kedua pasangan laki-laki dan perempuan.

Kasih sayang merupakan sayap pasangan. Kasihnya mampu mendorong sepasang keluarga terbang tinggi dan jauh menghirup bahagia. Bukankah Tuhan menganugrahkan kepada manusia kasih sayang di muka bumi ini? Kepercayaan menumbuhkan rasa kasih sayang disetiap diri pasangan, baik suami dan istri.