PUAN Amal Hayati SAQO Al-Jailani

Pondok Pesantren K.H. Aminuddin.
Rangkang, Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia.

Monday, September 12, 2005

Permata Retak

Malam itu, seorang perempuan usia 20 tahun, belum menikah, tetapi tengah hamil 8 bulan. Perempuan ini mulai kesakitan. Perutnya mengalami tanda-tanda akan melahirkan. Tidak ada suami yang mendampinginya, seperti kebanyakan para ibu-ibu yang lain. Perempuan ini berbeda, ia memiliki riwayat hidup yang berkelok. Tidak seperti biasanya, seorang perempuan ini disebut “janda kembang” di desa. Janda muda ini pernah menikah dengan laki-laki yang ternyata telah memiliki istri. Perempuan muda ini terpaksa minta menikah karena hamil terlebih dahulu. Namun, setelah pernikahan itu dilangsungkan, perempuan ini ditinggalkan begitu saja. Perempuan ini akhirnya memiliki satu anak. Kini lelaki yang menikahinya pergi, entah kemana. Mungkin lelaki itu telah kembali ke istri pertamanya. Bagaimana kelanjutannya?

***


Permata Retak


Oleh Najlah Naqiyah

(Disarikan dari pengaduan masyarakat kepada Puan)


Malam itu, seorang perempuan usia 20 tahun, belum menikah, tetapi tengah hamil 8 bulan. Perempuan ini mulai kesakitan. Perutnya mengalami tanda-tanda akan melahirkan. Tidak ada suami yang mendampinginya, seperti kebanyakan para ibu-ibu yang lain. Perempuan ini berbeda, ia memiliki riwayat hidup yang berkelok. Tidak seperti biasanya, seorang perempuan ini disebut “janda kembang” didesa. Janda muda ini pernah menikah dengan laki-laki yang ternyata telah memiliki istri. Perempuan muda ini terpaksa minta menikah karena hamil terlebih dahulu. Namun, setelah pernikahan itu dilangsungkan, perempuan ini ditinggalkan begitu saja. Perempuan ini akhirnya memiliki satu anak. Kini lelaki yang menikahinya pergi, entah kemana. Mungkin lelaki itu telah kembali ke istri pertamanya.

Sekarang perempuan ini tinggal bersama anaknya yang masih kecil. Sementara ayah dari balitanya telah lama meninggalkannya, tanpa kabar dan tanpa kepastian. Hidup tanpa suami, dijalaninya. Perempuan ini menjadi orang tua tunggal bagi anaknya. Namun keadaannya yang miskin telah membuat hidupnya kian rumit. Kesehariannya tinggal bersama anak pertamanya. Janda muda ini bekerja mengambil cucian dari para tetangga untuk membiayai hidupnya. Terkadang ikut menjadi pembantu rumah tangga di para tetangganya. Namun perjalanan hidupnya tidak mudah. Janda muda ini memiliki wajah yang cantik dan nyaris sempurna secara fisik. Banyak lelaki yang menggoda dan singgah dalam hatinya. Sampai suatu saat janda muda ini hamil kembali. Janda muda hamil telah 8 bulan tanpa suami. Menurut penuturannya, lelaki yang menghamili diduga sudah memiliki dua istri, dan kini pelaku itu telah menghilang tanpa kabar.
Malam telah larut, jam sepuluh malam, janda muda ini mengalami pendarahan. Untunglah, ada tetangga yang mengadukan persoalannya pada PUAN. Akhirnya, malam itupun janda muda ini ke rumah sakit. Semalam setelah mendapat perawatan, akhirnya bayi itupun lahir dari rahimnya. Keadaan ekonomi yang miskin, janda muda ini berharap ada pihak yang mau memberikan ruang hidup bagi permata hatinya yang telah dikandungnya selama 8 bulan.

Dengan linangan air mata, janda muda ini meninggalkan balita itu di rumah sakit, dan menyerahkan sepenuhnya pada pesantren untuk mengurus bayinya. Hatinya hancur saat melepaskan permatanya, namun keputusan itupun harus diambilnya. Harapnya, dengan memberikan bayi itu pada orang yang membutuhkan, akan lebih mendapatkan kehidupan dan pendidikan yang layak. Balita dirawat dirumah sakit dengan biaya gratis. Tentu pelayanan yang diberikan akan berbeda dengan balita yang lain yang mampu membayar mahal. Balita itu tergeletak di rumah sakit selama lima hari. Pernah balita itu terlihat telanjang, tidak menggunakan baju. Ketika ditanya kepada perawatnya, “karena baju yang ada kotor semua”. Balita itu kedinginan dan kehilangan ibunya. Balita itu tidak memperoleh ASI seperti bayi yang lain. Balita itu masih sakit, karena ada kelainan yang harus disembuhkan. Setelah segala suntikan diberikan, akhirnya balita itupun boleh dibawa pulang ke pesantren.

Permata itupun kini ada di pesantren. Bayi mungil itu telah diadzani dan dikenalkan pada nama Allah SWT. Permata yang terlantar, yang tidak tahu siapa ayah dan ibunya. Permata yang sengaja dihilangkan, karena baik ayah maupun ibunya tidak menginginkan hadirnya. Tapi Allah SWT punya rencana lain, semoga permata ini mendapatkan seorang ayah dan ibu yang lebih menyayanginya. Karena balita itu lahir adalah suci, tidak membawa dosa dari orang tuanya.

Sehari tinggal dipesantren, sudah banyak para ibu-ibu yang akan mengadopsinya, ingin menjadikannya sebagai anak kandungnya. Tapi pilihan itu akhirnya jatuh pada seorang ibu angkat yang ramah, penuh cinta serta kaya. Allah SWT telah merencanakan kehidupan lain buat permata yang ditelantarkan. Akhirnya, pihak pesantren menyerahkan balita itu dengan iringan doa kesuksesan. Mudah-mudahan permata yang terlantar menemukan tempat yang layak bagi hidupnya. Amin…

Sementara janda muda itu, setelah melahirkan, pulang dan tinggal dirumah ayahnya, bersama anaknya yang masih berumur 2 tahun dari hasil suaminya dulu. Rasa sakit setelah melahirkan masih terasa. Darah nifasnya tengah dijalani. Sesekali pandangannya menatap kosong. Banyak hal berkecamuk dalam pikirannya. Bagaimana membiayai hidup selanjutnya? Selama ini, setiap hari dijalani dengan hanya mengasuh anak sambil menanti kelahiran anak yang dikandungnya.

Derita Hamil Sebelum Menikah

Kasus ini menunjukkan duka seorang perempuan yang terlanjur hamil. Sejak perkawinan yang pertama perempuan ini hamil duluan, baru meminta pertanggung jawaban. Akhirnya setelah dinikahi, ternyata lelaki tersubut sudah punya istri. Kasus semacam itu menjadi gejala dikehidupan yang melonggarkan nilai-nilai suci agama dan norma. Banyaknya pasangan muda yang memiliki pacar menjalin hubungan kumpul kebo tanpa melihat resikonya. Bagi laki-laki resiko tidak terlampau berat seperti perempuan. Perempuan yang aktif seksual akan menerima resiko kehamilan, keguguran, dan pendarahan akibat dari persetubuhan. Sedangkan, bagi lelaki, mereka tidak membutuhkan kesehatan reproduksi. Lelaki mudah saja lari dari tanggung jawab, karena tidak ada efek bagi tubuhnya. Kalaupun ada, itu hanya sebatas penyakit kelamin. Sedangkan bagi perempuan jauh lebih parah. Selain mendapat tekanan sosial yang tinggi, seperti diasingkan, digunjing, dikucilkan masyarakat. Perempuan harus menanggung resiko hamil dan melahirkan dalam waktu 9 bulan.

Kenapa kejadian hamil itu terulang lagi? Perempuan ini tidak belajar dari kegagalan yang lalu. Pada kehamilan yang kedua, lelaki yang menghamili ditengarai memiliki 2 orang istri dan tidak bertanggung jawab. Seandainya sejak awal, bahwa ia bisa belajar dari kegagalan yang pertama,maka akan lebih berpikir untuk menjalin hubungan dengan orang yang sudah punya istri. Perempuan ini harga dirinya rendah, sehingga mudah saja terbujuk oleh rayuan orang yang tidak bertanggung jawab. Mengapa mudah dirayu oleh laki-laki hidung belang? Secara budaya, orang yang tidak bekerja dan miskin akan lemah. Dalam kelemahannya itu pula akan mudah dimanfaatkan oleh orang-orang yang jahat. Mereka menjual dirinya rendah sehingga menjadi korban kebejatan nafsu lelaki. Perempuan yang kondisi miskin dan merasa hancur, mudah terperosok pada belenggu kekerasan. Pada kasus perempuan ini kegagalan yang dihadapinya telah menjadikan dirinya merasa tidak berharga dan gagal. Sehingga dengan mudah menjalin hubungan dengan orang lain yang belum tentu mau bertanggung jawab.

Orang yang harga dirinya rendah, dan disertai oleh pengalaman gagal sebelumnya akan mudah ditebak, mereka akan memiliki self-efficacy (keyakinan untuk sukses) rendah. Perempuan yang sejak awal mendapatkan tekanan dari dalam dan luar yang besar, akan mudah terjerumus pada kegagalan. Perempuan dalam keadaan miskin dan nganggur disatu sisi, dan butuh biaya hidup anak dan dirinya disisi lain, akan melakukan cara-cara instan untuk memenuhinya. Apabila tidak memiliki keterampilan memadai maka bisa jadi mereka menggadaikan tubuhnya untuk memenuhi tuntutan hidup. Banyaknya para perempuan terjerumus pada pekerjaan sexs komersil sebagian besar karena kebutuhan ekonomi dan merasa gagal dalam hidupnya. Mereka akhirnya menjual harga dirinya secara rendah dan lari kepada obat-obatan, narkoba dan sex bebas.

Mengapa ada orang tua menelantarkan anaknya?

Secara umum, orang tua adalah pelindung bagi anak. Sebaliknya, anak adalah permata berharga untuk melanjutkan keturunan keluarganya. Tetapi, realitas yang terjadi, ada sebagian orang tua yang meninggalkan anaknya begitu saja? Misalnya, anak ditinggalkan oleh ibu kandungnya dipintu rumah sakit, dipinggir jalan atau membunuh anak yang baru dilahirkan. Mengapa ada orang tua sampai melakukan hal tersebut? Kalau mengamati berbagai tipe orang tua, sangat beragam. Tidak semua orang tua bersikap penuh kasih sayang.

Ilustrasi berbagai macam perilaku bisa belajar dari psikologi binatang. Jika melihat dari perumpamaan perilaku binatang kepada anak-anak mereka, akan sangat beragam pula. Misalnya Singa, singa jantan akan serta merta menganggap anak yang dilahirkan oleh singa betina merupakan musuh yang harus dibunuh. Kenapa? Karena kalau anak tersebut disusui oleh singa betina (ibu singa) maka singa jantan tidak bisa bersetubuh dengan ibu singa tersebut, maka jika ibu singa lalai menjaga anak itu, akan dibunuh oleh bapaknya sendiri. Berbeda dengan ikan dalam merawat anak-anak ikan. Ada sebagian ikan yang mengasuhnya secara baik, misalnya anak-anaknya ditemani mencari makan, kalau ada bahaya mengancam, maka diamankan dalam mulut ikan sementara dan dilepas kembali saat aman. Namun ada sebagian jenis ikan yang lain, juga memakan anaknya sendiri. Ilustrasi inipun sebenarnya mengisyaratkan perilaku manusia juga tidak ubahnya seperti binatang.

Manusia beragam cara mereka memperlakukan anak-anaknya. Kalau ada anak yang mendapatkan perlakuan kasar dari orang tua, misalnya pemukulan, hukuman yang berlebihan atau cacian, maka sudah merupakan kekerasan kepada anak. Misalnya, anak dibesarkan dalam cercaan, maka akan tumbuh menjadi anak yang minder. Anak yang dibesarkan dengan pukulan, maka anak akan belajar melakukan kekerasan. Anak yang diperlakukan dengan tulus dan kasih sayang, maka akan mengmbangkan rasa cinta kepada sesama. Maka sesungguhnya para orang tua punya pengaruh besar dalam membentuk karakter anak.

Bagaimana kalau kehadiran anak ditolak oleh oang tuanya? Anak-anak yang dibesarkan dengan cara caci maki, dan perasaan negatif akan mengembangkan sikap negatif pada dirinya sendiri. Anak hidup dengan terus menerus mengembangkan rasa percaya diri rendah. Anak belajar mencaci maki dirinya sendiri, membunuh kreativitasnya serta keinginan untuk bunuh diri. Anak menganggap hidupnya tidak berguna lagi dan merasa gagal. Perilaku yang dimunculkan beragam. Mulai dari menyakiti diri sendiri dengan kecanduan pada obat-obatan, suntikan, minuman keras, dan pergaulan bebas.

Mengapa ada ibu yang tega meninggalkan anaknya? Naluri ibu secara benar tidak akan penah lupa kepada anak yang telah dilahirkannya. Seorang ibu yang rela mati mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan. Tapi kenapa anaknya ditelantarkan? Jika menalaah dari riwayat kehidupan si orang tua yang memiliki alasan-alasan untuk kebaikan dirinya dan juga anaknya. Misalnya, seorang ibu yang sangat miskin, merelakan anaknya diambil oleh orang kaya. Atau seorang ibu yang tidak mampu membayar persalinan balitanya, maka meninggalkan saja balita tersebut dirumah sakit. Keadaan ekonomilah ydang menjadi pemicu mengapa anak tersebut dibuang, ditelantarkan bahkan dihilangkan nyawanya. Bahkan, sekarang ini, marak anak menjadi korban trafficking (penjualan manusia) untuk kepentingan ekonomi keluarga. Anak dijual untuk bekerja keluar negeri atau ke kota-kota besar dengan membayar uang kepada orang tuanya terlebih dahulu. Seiring zaman global, kejahatan trafficking ini tiada batas. Aksi kejahatannya terkoordinir oleh organisasi kejahatan dengan jaringan yang kuat. Modus operandi dalam penjualan anak, narkotik, dan sex bebas menjadi ancaman bagi para anak-anak miskin yang diabaikan oleh orang tuanya.

Bagaimana agama memandang anak? Anak dalam pandangan agama Islam merupakan amanah (kepercayaan) yang karuniakan oleh Allah SWT kepada orang tua. Maka anak harus dididik, diberikan kasih sayang secara baik. Anak diajarkan mengenal agama dan menjalankan kehidupan dengan baik.