PUAN Amal Hayati SAQO Al-Jailani

Pondok Pesantren K.H. Aminuddin.
Rangkang, Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia.

Monday, September 12, 2005

Perbudakan Gaya Baru

Setiap pagi, perempuan yang menjadi pembantu di rumah angker itu ke pasar. Mukanya ditutup oleh kerudung untuk menyamarkan memar ditubuhnya. Pembantu itu biasa dipanggil “yuk”. Sebuah sebutan yang diberikan oleh orang-orang kepadanya. Yuk terlihat kesakitan, ingin keluar dari rumah angker itu. Yuk sudah tidak tahan dengan pukulan dan siksaan yang dilancarkan oleh majikannya. Tapi, tidak punya daya. Yuk tidak punya keluarga. Selama beberapa tahun bekerja kepada majikan tersebut tidak digaji. Seringkali disiksa oleh majikan dan anggota keluarganya yang lain apabila melakukan kesalahan kecil. Yuk terus berkutat dalam kekerasan dan penganiayaan yang mendera. Keberaniannya luruh, dan tidak tahu kemana meminta bantuan. Kepada siapa ia meminta bantuan?

***


Perbudakan Gaya Baru

Oleh Najlah Naqiyah

(Disarikan dari pengaduan masyarakat kepada Puan)


Setiap pagi, perempuan yang menjadi pembantu di rumah angker itu ke pasar. Mukanya ditutup oleh kerudung untuk menyamarkan memar ditubuhnya. Pembantu itu biasa dipanggil “yuk”. Sebuah sebutan yang diberikan oleh orang-orang kepadanya. Yuk terlihat kesakitan, ingin keluar dari rumah angker itu. Yuk sudah tidak tahan dengan pukulan dan siksaan yang dilancarkan oleh majikannya. Tapi, tidak punya daya. Yuk tidak punya keluarga. Selama beberapa tahun bekerja kepada majikan tersebut tidak digaji. Seringkali disiksa oleh majikan dan anggota keluarganya yang lain apabila melakukan kesalahan kecil. Yuk terus berkutat dalam kekerasan dan penganiayaan yang mendera. Keberaniannya luruh dan tidak tahu kemana meminta bantuan, agar terlepas dari majikan angker. Yuk takut untuk lari dari majikannya.

Majikan angker ini bukan hanya sekedar suka memukul saja, melainkan ditengarai memiliki ilmu santet. Orang-orang sekitar desa itu tidak bergeming untuk menolong seorang Yuk. Mereka takut akibat dari kejahatan majikan.

Suatu hari, pembantu ini ingin terlepas dari tekanan dan tindak kekerasan majikan dan anggota keluarganya. Entah suatu hari nanti, entah kapan pembantu itu tidak pernah tahu. Yang ia tahu, bahwa pukulan dan siksaan besok akan terus menimpa tubuhnya. Dengan menangis, pembantu itu meraba seluruh tubuhnya yang memar. Kulit dan tubuhnya terlihat tua, padahal usianya masih muda. Yuk belum menikah, dan terkekang dalam penguasaan majikan.

Yuk contoh kekerasan yang dialami oleh sebagian pembantu. Kekerasan yang dialami sudah sampai pada kekerasan fisik dan psikis. Tidak ada yang mau menolongnya. Kondisi lemah dan tidak berdaya kerapkali dialami oleh pembantu pada umumnya. Tidak adanya undang-undang negara yang melindungi para pembantu, membuat para majikan sewenang-wenang. Saatnya, ada undang-undang yang memberikan perlindungan kepada para pembantu rumah tangga. Melindungi mereka dari penganiayaan dan penyiksaan. Walaupun perbudakan telah dihapus ribuan tahun yang lalu, tetapi selalu muncul perbudakan yang terselubung. Mereka yang kuat cenderung menindas yang lemah. Terlebih pada zaman kapitalisme modal. Pemilik modal akan menguasai dan menjadi pengatur. Orang bisa saja dibeli dengan uang dan diperlakukan seperti barang.

Penjajahan ekonomi yang terjadi pada tataran makro, membuat perbudakan terselubung terhadap para karyawan. Karyawan yang tidak punya kepastian kerja, bisa dipecat sewaktu-waktu. Pekerjaan yang berat dengan upah kecil. Secara mikro, perilaku nampak pada pembantu-pembantu rumah tangga yang tidak diperlakukan secara manusiawi. Contoh, tidak ada jam kerja yang pasti bagi pembantu rumah tangga yang tinggal dirumah majikan. Jam kerjanya bisa 24 jam mereka harus siap melayani apa yang diinginkan oleh majikan. Mereka tidak bisa membantah apa yang diperintahkan. Tidak ada kontrak kerja yang jelas kapan dan bagaimana pekerjaan yang harus dilakukan. Berapa gaji yang mestinya layak diterima? Tidak adanya perlindungan kepada orang-oang tertindas, akan terus memunculkan kekerasan yang panjang dan sulit dipatahkan. Hidup seperti ini sama saja dengan praktek perbudakan.