PUAN Amal Hayati SAQO Al-Jailani

Pondok Pesantren K.H. Aminuddin.
Rangkang, Kraksaan, Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia.

Sunday, July 03, 2005

Khitanan Massal dan Santunan Makanan Balita Bergizi

Pada hari Minggu, 3 Juli 2005, PUAN Syaqo al-Jailani, Kraksaan, mengadakan "Khitanan Massal dan Santunan Makanan Balita Bergizi" untuk masyarakat di kabupaten Probolinggo. Acara yang sukses.

***


KHITANAN MASSAL DAN SANTUNAN MAKANAN BALITA BERGIZI

Minggu , 3 Juli 2005 di Pon-pes Syekh Abdul Qodir al-Jailani, Kraksaan, Probolinggo.

I. LATAR BELAKANG

Menteri Kesehatan dr Siti Fadilah Supari mengakui delapan persen balita di negeri ini menderita busung lapar. Pengakuan ini disampaikannya di sela rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Senayan, Kamis (26/5). Dari tahun ke tahun, selalu ada kejadian busung lapar di Indonesia. Data Depkes pada 2003, balita di Indonesia ada 4.723.611. Jadi kira-kira balita tahun ini di kisaran lima juta. Adapun delapan persennya adalah 400 ribu.

Kasus busung lapar adalah fenomena gunung es. Kasus kekurangan gizi merebak tidak hanya di Nusa Tenggara Barat tetapi dijumpai didaerah-daerah penduduk miskin. Kasus gizi buruk yang terjadi akan berkembang terus jumlahnya apabila tidak ada gerakan memperbaiki gizi ibu dan balita. Persoalan kasus gizi buruk ini juga terjadi di beberapa tempat di Kabupaten Probolinggo.

Sungguh aneh, disatu sisi melimpah padi dan aneka pertanian, tapi disisi lain terdapat banyak anak yang kekurangan gizi. Kasus gizi buruk yang terjadi dikeluarga miskin nampak pada anak-anak balita miskin. Contoh, balita hanya mengkonsumsi air gula dan air beras sebagai pengganti susu. Kasus ini harusnya mendapat perhatian dan prioritas dari semua pihak.

Ada beberapa hal yang menyebabkan balita kekurangan gizi. Pertama, keluarga penderita tidak punya makanan sama sekali. Kemiskinan dan kefakiran menjadi penyebab utama yang membuat penyakit akibat gizi buruk mendera masyarakat. Kedua, ada makanan tapi ibu penderita tidak memiliki pengetahuan untuk memberikan makanan pada bayi. Bahkan, ada juga ibu yang enggan menyusui bayinya. Dukungan budaya patriarkhal juga menambah pemahaman yang keliru, misalnya makanan utama diperuntukkan kepada “suami” atau ayah. Sedangkan makanan ibu dan anak adalah sisa dari bapak/suami. Akibatnya, anak selalu mendapatkan makanan ala kadarnya yang tidak memenuhi asupan gizi seimbang. Ketiga, karena kena penyakit terus-menerus sehinga sang anak tidak suka makan. Keempat, sistem pemantauannya terhambat.

Pemberitaan merebaknya anak-anak busung lapar ditanah air ditangani secara serampangan dan terkesan seperti “upacara seremonial”. Ironinya, justru terungkap kesan beragam, mulai dari tidak perduli, acuh tak acuh dan “ewuh pakewuh”. Penyelesaiannya hanya sampai batas membahas rencana operasional, masih berkutat dengan rapat, pertemuan, dan kegiatan seremonial yang membahas soal sumber dana maupun rencana penanganan kasus gizi buruk tersebut. Harusnya, untuk memperbaiki kesehatan anak balita tidak sebatas dalam bentuk seremonial, tetapi harus diikuti dengan aksi sehingga menjadi gerakan massal.

Puan amal hayati Syaqo al-Jailani membuat langkah konkret di lapangan. Agenda kegiatan sosial dikemas dengan khitanan masal 1000 anak dan pekan penimbangan balita, mendata kantong gizi buruk serta pemberian santunan makanan balita bergizi. Pelaksanaan kegiatan ini pada tanggal 3 Juli 2005 di Pon Pes Syeh Abdul Qodir al-Jailani. Untuk itu diperlukan kerjasama antar instansi terkait seperti K3S, Dinas kesehatan, Dinas sosial kabupaten Probolinggo. Kerjasama ini untuk menyediakan paket santunan makanan bergizi untuk keperluan 3-4 bulan bagi anak balita gizi buruk.

II. TUJUAN

1. Menekan laju gizi buruk balita di Kabupaten Probolinggo

2. Mencegah penyakit busung lapar

3. Meningkatkan gizi balita

4. Memberi santunan makanan bergizi pada balita miskin.

5. Menjaga kesehatan masyarakat.

III. WAKTU PELAKSANAAN.

Kegiatan santunan makanan balita bergizi dilaksanakan hari minggu tanggal, 3 juli 2005 di pon-pes Syeh Abdul Qodir al-Jailani Kraksaan Probolinggo jam 08.00-15.00 wib.

IV. SANTUNAN MAKANAN BALITA BERGIZI.

Santunan makanan untuk 1000 balita miskin, setiap balita mendapatkan paket santunan persatuan seharga Rp 20.000. Paket makanan yang terdiri dari (1), 1 kotak susu (2). ½ kg kacang hijau (3). 1 kotak bubur SUN, (4) Biskuit.

V. Dana

Dana kegiatan ini bersumber dari bantuan pemda kab. Probolinggo, dari K3S, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Donatur pribadi dan Yayasan Syeh Abdul Qodir al-Jailani.

***

Pengurus Puan Amal Hayati Syaqo al-Jailani Kraksaan Probolinggo:
- Ketua: Najlah Naqiyah
- Sekretaris: Dra. Hj. Solehah Zein


Mengetahui
Pengasuh Pon-Pes Syeh Abdul Qodir al-Jailani

Ny. Hj. Badiatus Sholihah.
Selengkapnya...